Skip to main content
Makalah Tasawuf ..tema Akhlak ,Etika,Moral dan susika
- Kumpulan makalah
MAKALAH AKHLAK TASAWUF
Pengertian Akhlak, Etika, Moral dan Susila
Serta Analisis Perbandingannya, dan Ukuran Baik Buruk
<>
ATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas segala rahmat dan ridho Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan makalah akhlak tasawuf tentang “pengertian akhlak, etika, moral, dan susila serta analisis perbandingannya dan ukuran baik buruk” ini tepat waktu. Tidak lupa juga, sholawat serta salam yang terhaturkan kepada junjungan manusia, Nabi Muhammad SAW. yang nantikan syafaatnya di yaumil akhir.
Terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu menyuksesakn penyusunan makalah akhlak tasawuf. Meski ditengah perjalanan tidak seidkit kendala yang kami lalui, diantaranya kurangnya pengalaman kami dalam penyusunan makalah.
Penulis telah berusaha menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin. Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat untuk para pembacanya. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar penulis semakin semangat dalam menyusun makalah-makalah kedepanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................... 3
Rumusan Masalah............................................................................................. 3
Tujuan............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Akhlak, Etika, Moral, dan Susila ................................................... 4
Analisis Perbandingan antara Akhlak, Etika, Moral, dan Susila.................... 9
Ukuran Baik Buruk Akhlak, Etika, Moral, dan Susila....................................... 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................................... 12
Kritik dan Saran ................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Melihat zaman yang kini serba teknologi, apalagi anak-anak yang sudah sedari SD sudah dibelikan handphone. Mengakibatkan banyaknya anak-anak kehilangan rasa sopan santun kepada orang yang lebih tua. Hal ini malah menimbulkan hilangnya akhlak, etika, moral, dan susila. Padahal akhlak, etika, moral, dan susila merupakan beberapa hal yang sangat fital dalam keseharian kita, namun juga, banyak masyarakat yang masih keliru dalam mengartikan keempat hal tersebut. Kekeliruan tersebut bisa menimbulkan masalah di Masyarakat, yang awalnya hanya masalah kecil bisa berubah menjadi besar karna kekeliruan tersebut.
Rumusan Masalah
Apa pengertian akhlak, etika, moral dan susila?
Bagaimana analisis perbandingan dari akhlak, etika, moral dan susila?
Bagaimana ukuran baik dan buruk akhlak, etika, moral dan susila?
Tujuan
Mengetahui pengertian akhlak, etika, moral dan susila.
Mengetahui analisis perbandingan akhlak, etika, moral dan susila.
Mengetahui ukuran baik dan buruk akhlak, etika, moral dan susila.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN AKHLAK, ETIKA, MORAL, dan SUSILA
Akhlak
Pengertian Akhlak
Secara bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari bentuk mufrodhnya khulqun yang menurut logat diartikan budi pekerti.
Secara istilah, akhlak adalah tingkah laku lahiriah yang diperbuat oleh seseorang secara spontan sebagai pencerminan, refleksi dari jiwa atau batin seseorang.
Definisi Akhlak
Para ulama’ ilmu akhlak merumuskan ilmu akhlak dengan berbeda-beda tinjauan yang dikemukakan, antara lain :
Al-Qurtuby mengatakan: Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab, kesopanannya disebut akhlak karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadian.
Muhammad Bin ‘Ilan Al-Sadiqy mengatakan: Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan yang baik dengan cara mudah (tanpa dorongan orang lain)
Ibnu Maskawaih mengatakan: Akhlak ialah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat tanpa memikirkan lebih lama.
Abu Bakar Jabir Al-Jaziri mengatakan : Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja.
Imam Al-Ghozali mengatakan : Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud untuk memikirkan lebih lama. Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama dinamakan akhlak baik, tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat dinamakan akhlak buruk.
Jenis-Jenis Akhlak
Akhlak baik atau terpuji, yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.
Akhlak buruk atau tercela, yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.
Keutamaan Akhlak Terpuji
Rasulullah SAW. bersabda :
إِنَّ حُسْنَ الْخُلُقِ يُذِيْبُ الْخَطِيْئَهَ كَمَا تُذِيْبُ الشَّمْشُ الْجَلِيْدَ
“Sesungguhnya akhlak yang baik iu dapat melebur kesalahan sebagaimana matahari melebur es “
Orang yang memiliki akhlak yang bagus adalah sebaik-baiknya manusia.
Orang yang memiliki akhlak yang mulia menjadi orang yang alim, dicintai oleh Nabi SAW..
Akhlak yang mulia merupakan tanda kesempurnaan iman.
Akhlak yang mulia merupakan bagian penting dalam agama.
Akhlak yang mulia akan mengantarkan kederajat orang yang senantiasa mengerjakan puasa dan sholat malam.
Akhlak mulia berat timbangannya diakhirat.
Orang yang memiliki akhlak yang mulia mendapatkan jaminan surga.
Etika
Pengertian Etika
Secara bahasa dalam kamus umum Bahasa Indonesia, Etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Secara istilah etika adalah suatu ilmu yang membahas perbuatan manusia yang bersumber dari fikiran sebagai penilai, penentu, dan penetap yaitu apakah perbuatan tersebut dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina, dan sebagainya.
Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Contoh : ketika masuk kerumah orang lain, harus mengetuk pintu rumah dan memberikan salam.
Ketahuilah bahwa Nabi SAW.adalah orang yang senantiasa merendahkan diri dan selalu berdo’a dengan sepenuh hati. Beliau memohon kepada Allah SWT.. Agar Allah SWT. menghiasi dirinya dengan etika paling baik dan juga dengan perangai yang mulia.
Etika yang tercantum dalam Al-qur’an yang selalu dipraktekkan Rasul. Firman Allah SWT.:
وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُور
“…...dan bersabarlah terhadap sesuatu yang memintamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah SWT.)”(Q.S. Luqman : 17)
Nabi SAW. selalu berdo’a :
اَللَّهمَّ حَسِّنْ خَلْقِىْ وَخُلُقِىْ
“ Ya Allah, perbaikilah diri dan perangaiku ”
Perangai baik Rosul yang dihimpun sebagian ulama’ dan ditemui dalam hadis-hadis. Perangai-perangai itu adalah :
Nabi adalah orang paling santun, paling adil, dan paling pemaaf kepada orang lain. Tangannya tidak pernah sekalipun menyentuh tangan wanita yang bukan mahramnya.
Nabi suka bergurau dan tiada yang dikatakannya kecuali yang benar, tertawa tanpa berbahak-bahak.
Nabi terbiasa menjenguk orang sakit meskipun rumahnya jauh dipinggiran Madinah.
Nabi sering menjahit sandalnya sendiri, menambal bajunya yang sobek, melayani urusan istri-istrinya.
Nabi adalah seorang yang sangat pemalu, pandangan matanya tidak pernah ditatapkan pada wajah seseorang, dan selalu bersedia memenuhi undangan budak maupun orang merdeka.
Etika Nabi SAW.
Para ulama berkata bahwa Rasulullah SAW.tidak pernah mencaci satu orang pun dari kaum mukmin, kecuali hal itu menjadi penebus kesalahan atau dosa dan anugerah baginya. Beliau juga tidak pernah melaknat seorang wanita ataupun seorang pelayan.
Dalam suatu peperangan, ada yang berkata pada beliau, “Sebaiknya engkau melaknat mereka, wahai Rasulullah.” Namun beliau menjawab :
إِنَّمَا بُعِثُ رَحْمَةً وَلَمْ أُبْعَثْ لَعَّا نًا
“ Sesungguhnya aku diutus sebagai rahmat, bukan sebagai pelaknat.”
Sungguh telah Allah SWT telah sebutkan sifat Rosul jauh sebelum beliau diutus dalam kitab Taurat pada baris pertama, “ Muhammad utusan Allah adalah hamba-Ku yang terpilih, tidak keras, tidak berwatak kasar, bukanlah pembuat kegaduhan di pasar-pasar, tidak membalas keburukan dengan keburukan, tetapi senantiasa memaafkan.
Berikut etika beliau yang lain adalah :
Memulai salam kepada orang lain yang dijumpainya.
Saat seseorang menghadapnya untuk suatu keperluan, beliau bersabar menunggu higga orang itu sendiri pergi meninggalkannya.
Nabi tidak pernah berdiri atau duduk kecuali terus berdzikir pada Allah SWT.
Nabi seringkali duduk dengan menghadap kiblat.
Nabi selalu memuliakan orang yang dating kepadanya
Saat Nabi bangkit dari suatu majlis, beliau selalu berdo’a.
Moral
Pengertian Moral
Dari segi bahasa, moral berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia, moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Menurut istilah, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Sebagai contoh dari moral adalah kalau kita menemukan tas yang berisikan dokumen penting dan juga sejumlah uang yang terdapat dalam tas tersebut. Seandainya kita memiliki moral yang baik maka kita akan memberikan tas itu kepada pemiliknya atau kalau tidak kepada pihak yang berwajib.
Macam-macam Moral
Moral Keagamaan
Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama islam.
Moral Sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata.
Susila
Pengertian Susila
”Susila” atau kesusilaan berasal dari kata “susila” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”. Kata tersebut berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “Su” dan “Sila”. “Su” berarti baik, bagus dan “Sila” berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma.
Kata “susila” selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yang berkelakuan buruk.
Selanjutnya kata “susila” dapat pula berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya. Dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih mengacu kepada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Kesusilaan menggambarkan keadaan dimana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik.
ANALISIS PERBANDINGAN antara AKHLAK, ETIKA, MORAL, dan SUSILA
Keterkaitan antara akhlak, etika, moral, dan susila dilihat dari fungsi dan peranannya tetap dikatakan bahwa akhlak, etika, moral, susila itu sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya.
Perbedaan keempat istilah tersebut terlihat pada sifat dan kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila bersifat local dan individual. Etika menjelaskan ukuran baik buruk, sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.
Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Keberadaan etika, moral dan susila sangat dibutuhkan dalam rangka menjabarkan dan mengoperasionalisasikan ketentuan akhlak yang berada didalam agama khususnya pada al-qur’an dan al-hadits.Disinilah letak paranan dari etika, moral dan susila terhadap akhlak. Pada sisi lain akhlak juga berperan untuk memberikan batasan-batasan umum dan universal, agar apa yang dijabarkan dalam etika, moral dan susila tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang luhur dan tidak membawa manusia menjadi sesat.
UKURAN BAIK BURUK AKHLAK, ETIKA, MORAL, dan SUSILA
Ukuran baik dan buruk yang dikenal dalam ilmu akhlak antara lain:
Nurani
Jiwa manusia memiliki kekuatan yang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kekuatan tersebut dapat mendorongnya berbuat baik dan mencegahnya berbuat buruk. Jiwanya akan merasa bahagia jika telah berbuat baik dan merasa tersiksa jika telah berbuat buruk. Kekuatan ini disebut nurani. Masing-masing individu memiliki kekuatan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan kekuatan ini dapat menyebabkan perbedaan persepsi tentang sesuatu yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.
Rasio
Rasio merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia, yang membedakannya dengan makhluk lain. Dengan rasio yang dimiliki, manusia dapat menimbang mana perkara yang baik dan yang buruk. Dengan akalnya manusia dapat menilai bahwa perbuatan yang berakibat baik layak disebut baik dan dilestarikan, dan begitu sebaliknya. Penilaian rasio manusia akan terus berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang mereka miliki.
Adat
Adat istiadat yang berlaku dalam kelompok ataupun masyarakat tertentu menjadi salah satu ukuran baik dan buruk anggotanya dalam berperilaku. Melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan masyarakat sekitarnya ataupun kelompoknya akan menjadi problem dalam berinteraksi. Masing-masing kelompok atau masyarakat tertentu memiliki batasan-batasan tersendiri tentang hal-hal yang harus diikuti dan yang harus dihindari. Sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat satu belum tentu demikian menurut masyarakat yang lain. Mereka akan mendidik dan mengajarkan anak-anak mereka untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang mereka anggap baik dan melarang melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan mereka.
Pandangan Individu
Kelompok atau masyarakat tertentu memiliki anggota kelompok atau masyarakat yang secara individual memiliki pandangan atau pemikiran yang berbeda dengan kebanyakan orang di kelompoknya.Masing-masing individu memiliki kemerdekaan untuk memiliki pandangan dan pemikiran tersendiri meski harus berbeda dengan kelompok atau masyarakatnya.Masing-masing individu memiliki hak untuk menentukan mana yang dianggapnya baik untuk dilakukan dan mana yang dianggapnya buruk. Tidak mustahil apa yang semula dianggap buruk oleh masyarakat, akhirnya dianggap baik, karena terdapat seseorang yang berhasil meyakinkan kelompoknya bahwa apa yang dianggapnya buruk adalah baik.
Norma Agama
Seluruh agama di dunia ini mengajarkan kebaikan. Ukuran baik dan buruk menurut norma agama lebih bersifat tetap, bila dibandingkan dengan ukuran baik dan buruk dimata nurani, rasio, adat istiadat, dan pandangan individu. Keempat ukuran tersebut bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan ruang dan waktu. Ukuran baik dan buruk yang berlandaskan norma agama kebenarannya lebih dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan, karena norma agama merupakan ajaran Tuhan Yang Maha Suci. Disamping itu, ajaran Tuhan lebih bersifat universal, lebih terhindar dari subjektifitas individu maupun kelompok.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akhlak, etika, moral dan susila merupakan empat hal yang saling berkaitan satu sama lain. Akhlak sebagai sifat atau perilaku yang dilakukan. Etika sebagai ilmu yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Moral sebagai batasan saat melakukan sesuatu. Dan susila sebagai aturan yang mengatur kita dalam melakukan sesuatu.
Baik dan buruknya akhlak, etika, moral dan susila dapat diukur melalui nurani, rasio, adat pandangan individu dan norma agama yang ada di lingkungan tempat seseorang tinggal.
Kritik dan Saran
Kritik
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepanya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikanya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad SAW., setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://Artebatcell.blogspot.com/2013/og/makalah-baik-dan-buruk-menurut-akhlak_22.html
http://irsalinasanti.blogspot.com/2015/12/makalah-akhlak-tasawuf-tentang-moral.html
Al-Ghazali, Muhammad Ibn Muhammad Abu Hamid. 2018. IhyaUlumuddin untuk Orang Modern. Yogyakarta: Mueeza
Comments
Post a Comment